Kebakaran kecil sering kali disebabkan oleh hal-hal sepele, seperti lupa mematikan kompor dan pembakaran sampah. Jika tidak segera diatasi, kebakaran tersebut bisa meluas ke area lainnya. Sementara saat kebakaran terjadi, banyak orang diselimuti kepanikan yang menyebabkan mereka sulit menemukan solusi.
Supaya Anda tidak mengalami hal tersebut, pastikan menyediakan alat pemadam api portable di rumah maupun kendaraan. Alat ini bekerja cepat dalam memadamkan api sehingga dapat digunakan dalam kondisi darurat.
Baca juga: Fire Extinguisher ABC Powder Untuk Rumah Tangga dan Industri
Alat pemadam kebakaran portable diteliti pertama kali pada tahun 1700-an. Ketika itu, teknologi yang semakin maju mendorong banyak orang untuk membuat pemadam api. Mereka menggunakan media air dan reaksi kimia untuk menghentikan kebakaran.
Air asin menjadi media pertama yang dijadikan bahan pemadam api saat itu. Kemudian, mereka menambahkan karbon tetraklorida ke dalam air. Setelah tercampur, bahan tersebut digunakan untuk memadamkan api akibat korsleting listrik.
Seiring kemajuan zaman, material pemadam api lebih variatif. Salah satu tokoh yang menciptakan alat pemadam api dengan media variatif adalah Alanson Crane. Pria asal Amerika Serikat ini memodifikasi tabung kontainer. Isi tabung tersebut adalah media pemadam kebakaran darurat.
Dahulu, alat pemadam kebakaran portable buatan Alanson Crane berbentuk mirip granat dengan material kaca. Karena menginginkan alat yang sempurna, Alanson Crane kembali memodifikasi alat tersebut. Kini, bentuknya seperti tabung; lebih praktis dan efisien.
Tepat pada tanggal 10 Februari 1863, Alanson Crane mengajukan hak patennya atas penemuan alat pemadam kebakaran portable. Pengajuannya dikabulkan; Alanson Crane sah menjadi penemu pemadam api portable.
Alat pemadam kebakaran portable terdiri dari empat jenis yang dibedakan berdasarkan medianya. Berikut penjelasannya.
Media yang digunakan alat pemadam kebakaran portable ini adalah air dan karbon dioksida. Anda dapat menggunakannya untuk memadamkan api kecil dari kayu dan kertas. Namun, sebaiknya tidak memakai alat tersebut saat terjadi kebakaran akibat korsleting maupun bahan cair mudah menyala.
Alat pemadam api ini mengandung serbu kering, misalnya silika yang dicampur sodium bikarbonat. Serbuk tersebut bisa keluar dari tabung jika dipompa. Pasalnya, saat dipompa, tabung mengeluarkan gas karbon dioksida yang mendorong pengeluaran serbuk.
Serbuk yang keluar otomatis menutupi sumber api. Dengan demikian, serbuk menghambat pertemuan antara oksigen, panas, dan api untuk mencegah kebakaran makin meluas.
Media ini menggunakan karbon dioksida sebagai bahan dasar untuk memadamkan api. Saat dioperasikan, alat pemadam yang memakai media ini menghasilkan partikel COP dan awan karbon dioksida.
Pemadam api yang memakai media karbon dioksida tergolong aman untuk beda di sekitarnya. Anda tidak akan menemukan beda rusak, berkarat, ataupun terkena beku usai api dipadamkan.
Namun, Anda tidak boleh menggunakan media ini untuk ruangan dengan jalan masuk terbatas atau basement. Pasalnya, awan karbon dioksida yang keluar dari tabung dapat membahayakan manusia di sekitarnya.
Media busa dianggap cukup aman untuk mengatasi kebakaran kecil secara cepat. Pasalnya, busa yang keluar dari tabung langsung mengenai titik api. Dengan demikian, api tidak dapat menjalar ke area lain.
Anda boleh menggunakan alat pemadam portable dengan media busa saat terjadi kebakaran akibat bahan cair mudah menyala. Selain itu, alat tersebut dapat dipakai untuk mengatasi kebakaran akibat minyak secara efektif.
Itulah ulasan singkat seputar alat pemadam api portable yang kini marak digunakan oleh masyarakat. Ruangan nyaman bukan berarti aman dari kebakaran. Karena itu, Anda harus selalu menyediakan alat pemadam kebakaran di sekitar hunian, ruang perkantoran, maupun kendaraan.
Share On
