details iamge

Sistem Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif, Apa Bedanya Ya?

Risiko kebakaran bisa terjadi di mana saja, termasuk tempat kerja seperti pabrik atau perkantoran. Perusahaan punya kewajiban menerapkan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi setiap karyawannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membangun sistem proteksi kebakaran. 

Dalam praktiknya, proteksi kebakaran yang perlu dilakukan oleh perusahaan harus bersifat menyeluruh. Tidak sekadar menyediakan alat pemadam api ringan (APAR). Namun, Anda perlu tahu bahwa proteksi terhadap kebakaran harus dilakukan secara aktif dan pasif sebagai bentuk perlindungan menyeluruh. 

 

 

Pengertian Sistem Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif

Instalasi sistem proteksi kebakaran yang bersifat aktif dan pasif jadi bagian penting sebagai upaya pencegahan kebakaran. Penerapannya dapat meminimalkan risiko terjadinya korban harta benda ataupun jiwa selama di tempat kerja. Namun, apakah Anda tahu apa yang disebut proteksi kebakaran aktif dan pasif?

 

 

Sistem Proteksi Terhadap Kebakaran yang Bersifat Aktif

Sistem proteksi yang bersifat aktif merupakan sistem penanganan kebakaran berupa sarana untuk mendeteksi dan atau pemadaman kebakaran. Dalam praktiknya, sistem proteksi aktif terbagi menjadi beberapa kategori, termasuk di antaranya adalah: 

 

1. Pendeteksian

Upaya ini dapat Anda lakukan dengan menempatkan sensor yang berguna untuk mendeteksi panas, asap, atau api. Selanjutnya, sensor tersebut akan bekerja mengirimkan sinyal untuk memperingatkan seluruh penghuni bangunan. 

 

2. Pemadaman

Kategori yang kedua adalah pemadaman. Anda dapat melakukan instalasi sistem pemadaman baik yang bekerja secara manual seperti APAR ataupun sistem otomatis seperti instalasi sistem sprinkler.

 

3. Ventilasi

Terakhir, Anda perlu memperhatikan aspek ventilasi. Caranya, dapat Anda lakukan dengan memastikan kalau rute evakuasi terbebas dari asap ketika kebakaran lewat pemasangan kipas angin tahan api. 

 

 

Pengertian Sistem Kebakaran yang Bersifat Pasif

Berbeda dengan sistem proteksi yang bersifat aktif. Sistem perlindungan kebakaran pasif cenderung tidak terlalu dianggap dan bahkan kerap diacuhkan. Perlindungan kebakaran yang bersifat pasif dapat Anda lakukan dengan menggunakan perangkat, sarana, atau metode yang bertujuan untuk mengendalikan panas atau asap ketika terjadi kebakaran. 

 

Penerapan sistem proteksi pasif dalam upaya menjaga keselamatan para karyawan dengan 3 cara, yaitu: 

 

1. Mencegah Penyebaran Kebakaran

Pengendalian panas atau asap oleh sistem proteksi pasif dapat mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar. Alhasil, tingkat kerugian yang diderita oleh perusahaan dapat diminimalkan. 

 

2. Melindungi Rute Evakuasi

Penerapan sistem proteksi pasif membuat rute evakuasi aman dan terlindungi dari kebakaran. Hal ini sangat penting, agar proses evakuasi dapat berlangsung lancar dan tidak ada korban jiwa yang banyak. 

 

3. Melindungi Struktur Bangunan

Terakhir, sistem perlindungan kebakaran yang bersifat pasif merupakan salah satu bentuk perlindungan bangunan secara menyeluruh. Penerapannya dapat memastikan kalau struktur bangunan benar-benar aman serta memiliki daya tahan yang kuat. 

Ada banyak aspek yang bisa Anda lakukan sebagai bagian dari perlindungan kebakaran secara pasif. Salah satunya adalah dengan menata bangunan dengan sistem kompartemen. Sistem ini dapat dilakukan dengan memisahkan bangunan yang punya tingkat risiko kebakaran tinggi dengan bangunan lain. Selain itu, ada pula pilihan untuk menyediakan sarana atau alat bantu evakuasi. 

Penerapan sistem proteksi yang bersifat pasif sangat penting. Apalagi, untuk bangunan yang memiliki lokasi terpencil atau sulit dijangkau petugas pemadam kebakaran. Penerapannya dapat mencegah penyebaran kebakaran jadi lebih besar. Demikian pula pada area kerja yang mempunyai tingkat risiko kebakaran sangat tinggi. 

 

 

Proteksi Kebakaran Aktif dan Pasif, Lebih Baik yang Mana?

Sampai di sini, Anda jadi paham tentang kedua sistem perlindungan kebakaran yang bersifat aktif dan pasif, kan? Lalu, di antara kedua sistem ini, mana yang perlu Anda terapkan sebagai upaya untuk memberi perlindungan kebakaran yang lebih baik di tempat kerja? 

Berkaitan dengan upaya penerapan di lapangan, jawaban atas pertanyaan itu bisa berbeda-beda. Hal ini memiliki kaitan erat dengan kondisi yang dihadapi oleh para karyawan di tempat kerja. Apalagi, setiap jenis industri punya standar perlindungan kebakaran yang berbeda-beda. 

Namun, alangkah baiknya kalau Anda melakukan instalasi sistem perlindungan kebakaran secara menyeluruh di tempat kerja, baik aktif maupun pasif. Pilihan ini memungkinkan para pekerja dapat memperoleh jaminan keselamatan saat terjadi kebakaran. Apalagi, kedua jenis sistem ini sama-sama memiliki peran penting dalam upaya penanganan kebakaran. 

Penyediaan sistem proteksi aktif membuat para karyawan dapat bertindak secara aktif untuk melakukan pemadaman ketika terjadi kebakaran. Sementara itu, sistem yang bersifat pasif akan membantu pencegahan penyebaran titik api. Selanjutnya, kedua sistem ini dapat Anda kombinasikan untuk memberi peringatan dan sekaligus memandu proses evakuasi. 

 

Nah, itulah penjabaran singkat mengenai sistem proteksi kebakaran yang bersifat aktif dan pasif. Semoga bermanfaat. 

Share On

Related Information