details iamge

5 Praktik Fire and Safety untuk Mengurangi Dampak Kebakaran

Bencana kebakaran dapat terjadi dengan begitu cepat dan sering kali tidak terduga. Bahkan, banyak korban jiwa berjatuhan karena mereka terlambat menyadari telah terjadi kebakaran. Itulah mengapa penting untuk memahami praktik fire and safety untuk bisa mengurangi dampak buruk kebakaran.

Ketika terjadi kebakaran, api bukanlah satu-satunya pembunuh utama dalam bencana kebakaran. Ada pula bahaya asap dan gas beracun yang mampu menyebar dengan lebih cepat. Pembunuh yang tidak tampak inilah yang sering kali memakan korban jiwa bahkan jauh sebelum korban terkena api.

Masyarakat sering kali mengira bahwa fitur keselamatan kebakaran komersial yang ada di gedung-gedung atau tempat umum lainnya hanya berupa fitur fisik. Misalnya adalah peralatan penyiram api, alarm kebakaran, atau alat pemadam kebakaran. Alat-alat tersebut memang sangat penting ketika kebakaran terjadi, tetapi ada pula beberapa langkah-langkah pencegahan dan keamanan non-fisik yang juga penting untuk diketahui.  Berikut ini beberapa di antaranya:

 

 

 

1. Membangun Akses dan Rute Evakuasi Darurat

Ruang terbuka merupakan salah satu langkah keselamatan paling penting untuk pencegahan dan penatalaksanaan kebakaran. Area di sekitar pintu, jendela dan semua akses masuk dan keluar dari bangunan harus selalu bebas dari penghalang. Dengan demikian, ketika terjadi kebakaran atau keadaan darurat lainnya, orang-orang di dalam gedung bisa menggunakan rute evakuasi darurat dengan mudah dan agar pemadam kebakaran bisa masuk dengan cepat.

Area akses keluar masuk maupun tangga tidak boleh terhalang apa pun misalnya keranjang belanja, paket, kendaraan, tempat sampah, hiasan, atau benda-benda apa pun lainnya. Dengan memastikan bangunan Anda mematuhi poin ini, maka Anda sudah memenuhi salah satu langkah paling penting dalam keamanan kebakaran.

 

 

2. Pintu Keluar Darurat Saat dan Alarm Kebakaran

Selain jalan keluar yang bebas halangan, Anda harus memastikan bahwa penghuni gedung dapat menemukan jalan keluar darurat dengan cepat. Karena itulah, pintu darurat harusnya diberi tanda khusus dengan warna terang menyala seperti merah agar tetap mudah dilihat ketika listrik padam dan tidak ada penerangan. 

Pintu keluar ini juga harus bebas dari halangan dan dilengkapi dengan pencahayaan darurat yang berfungsi baik. Pastikan bahwa tanda pintu keluar dan baterai lampu darurat cadangan selalu terisi penuh dan siap digunakan.

Sistem alarm kebakaran juga berkaitan erat dengan akses keluar masuk ketika terjadi keadaan darurat. Sistem yang dimaksud termasuk alarm kebakaran itu sendiri beserta komponen lainnya yang saling terhubung seperti penyiram air, pendeteksi asap, maupun panas, dan lain-lain.

Perangkat ini mampu mendeteksi dan memberi tanda bahaya pada penghuni gedung akan adanya berbagai macam kondisi berbahaya dan mengancam nyawa selain api. Misalnya, gas beracun karbon monoksida, pipa bocor, cuaca buruk, hingga jika terjadi situasi penembakan. 

Pendeteksi yang dilengkapi dengan alarm ini menjadi alat yang sangat penting karena sering kali asap dan gas beracun menjadi pembunuh mematikan yang tidak dapat disadari. Asap dan gas mampu menyebar dengan cepat dan tidak dapat dideteksi dengan penglihatan atau indra manusia biasa lainnya. Sering kali asap dan gas ini berakibat fatal bahkan ketika api sebenarnya belum menyebar mencapai ke lokasi korban. Banyak korban kebakaran justru meninggal karena hal ini dan bukan karena terbakar oleh api.

 

 

 

3. Menjalankan Kebiasaan Baik untuk Mencegah Kebakaran Gedung

Di setiap bangunan gedung ada banyak area yang rawan kebakaran. Jadi, apa pun fungsi dan kegunaan bangunan Anda, pastikan untuk selalu mengikuti praktik kebiasaan baik demi mencegah terjadinya kebakaran. 

Berikut ini beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kebakaran:

  1. Sampah dibuang/diletakkan dengan baik di tempat sampah/daur ulang dan tidak dibiarkan menumpuk di sembarang tempat, terutama di dekat akses keluar masuk gedung.
  2. Kabel ekstensi tidak boleh digunakan secara permanen. Jika membutuhkan yang permanen, harus dari kelas industri dan disalurkan ke tanah.
  3. Semua soket ekstensi harus terdaftar UL dan dilengkapi dengan pemutus sirkuit bawaan.
  4. Puntung dan wadah rokok harus jauh dari bangunan, semak belukar, dan bahan lain yang mudah terbakar.
  5. Bahan/cairan yang mudah terbakar disimpan dengan aman di lemari dengan standar yang sudah ditentukan.
  6. Peralatan listrik dilindungi oleh GFCI dan tidak boleh ada peralatan panas yang menyala tanpa diawasi seseorang.
  7. Tidak boleh ada benda yang menggantung pada pipa pancuran air atau kepala pancuran air pemadam kebakaran.
  8. Semua persediaan/stok/barang simpanan setidaknya diletakkan sejauh 1 meter dari unit pemanas.
  9. Semua alat pemadam kebakaran terisi penuh, tidak rusak, tidak hilang, dan mudah diakses.

 

Kebiasaan-kebiasaan baik yang disebutkan di atas merupakan langkah-langkah yang tidak sulit untuk diikuti. Jadi, pastikan bahwa Anda dan seluruh penghuni gedung lainnya selalu patuh melaksanakan kebiasaan baik di atas untuk mencegah terjadinya korban jiwa dan meminimalkan dampak jika kebakaran benar-benar terjadi.

 

 

 

4. Inspeksi dan Pemeliharaan Sistem Perlindungan Kebakaran

Kebakaran tidak pernah dapat diprediksi kapan dan di mana akan terjadi. Oleh karena itu, sangat penting melakukan inspeksi dan pemeliharaan terhadap sistem perlindungan kebakaran secara berkala. Ini merupakan salah satu langkah penting dalam praktik fire and safety

Inspeksi dan pemeliharaan secara berkala harus dilakukan pada alat-alat pengamanan kebakaran seperti sistem penyiram air, sistem supresi kebakaran, alarm kebakaran, alat pemadam kebakaran, detector, dan lain-lain. Inspeksi secara berkala dapat membuat Anda mengetahui apa pun yang tidak bekerja atau harus diganti sehingga perbaikan bisa dilakukan. 

Menjaga agar sistem perlindungan tetap bekerja optimal sangatlah penting untuk mencegah dan menghentikan kebakaran sebelum api menyebar luas. Itulah mengapa pastikan Anda selalu melakukan inspeksi dan perawatan secara berkala. Anda tentu tidak ingin peralatan kebakaran yang sudah tersedia justru tidak bekerja di saat-saat yang paling dibutuhkan, bukan?

 

 

 

5. Memberi Pelatihan Pencegahan Kebakaran dan Langkah Penyelamatan

Umumnya kebakaran terjadi karena kesalahan manusia sendiri, bisa jadi karena kecerobohan, ketidaksengajaan, penggunaan peralatan tertentu yang tidak benar, atau kurangnya pelatihan keselamatan kebakaran.

Langkah utama untuk melindungi bangunan, pegawai, atau penghuni suatu bangunan adalah dengan melakukan pelatihan tentang hal-hal apa yang dapat menyebabkan kebakaran. Selain itu, pelatihan juga penting dilakukan agar penghuni gedung mengetahui cara menggunakan alat pemadam api, mendorong kewaspadaan, serta melaksanakan rutinitas pencegahan kebakaran.

Hanya dengan pelatihan yang memadai, penghuni gedung bisa mengetahui bagaimana cara mencegah dan menghentikan api, serta melakukan evakuasi dengan tenang ketika terjadi kebakaran. Hal ini dapat mengurangi jatuhnya korban jiwa baik karena kebakaran itu sendiri maupun karena panik berusaha keluar dari gedung yang sedang terbakar.

 

Itulah beberapa praktik fire and safety yang harus selalu diikuti untuk mencegah dampak kebakaran yang fatal. Jadi, selain menyediakan peralatan pendeteksi dan pemadam kebakaran, penghuni bangunan juga harus tahu apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah dan menghentikan kebakaran untuk meminimalkan terjadinya korban jiwa.

Share On

Related Information