details iamge

Memahami Cara Kerja dan Cara Pemasangan Smoke Detector

Terkadang kebakaran dapat muncul secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Karena sifatnya yang dapat menyebar dengan cepat, terlambat menyadari adanya kebakaran bisa berakibat fatal. Itulah mengapa sangat penting bagi setiap orang untuk selalu waspada dengan hal-hal yang berpotensi menimbulkan api di sekitar rumah.

Smoke detector merupakan alat penting sebagai deteksi dini adanya kebakaran di dalam sebuah bangunan. Peringatan dini seperti ini bisa menjadi kunci penting keselamatan nyawa ketika terjadi bencana kebakaran. Semakin awal titik api dapat terdeteksi, semakin cepat pula api dapat dikendalikan dan berpotensi melindungi lebih banyak nyawa. 

 

 

Alasan Pentingnya Pemasangan Pendeteksi Asap

Setidaknya dua pertiga dari kebakaran yang terjadi di rumah umumnya terjadi di bangunan yang tidak terpasang alat pendeteksi asap. Pasalnya, alat ini merupakan salah satu cara terbaik dan termurah untuk memberikan peringatan dini kemungkinan terjadinya kebakaran fatal. 

Ketika terjadi kebakaran, api bukanlah satu-satunya faktor yang mengancam keselamatan. Asap dan gas mematikan juga mampu menyebar dengan lebih cepat dan jauh daripada api. Itulah mengapa kebanyakan korban kebakaran justru meninggal karena menghirup asap dan gas beracun, bukan karena terbakar.

Sebagian besar kebakaran fatal yang menewaskan seluruh keluarga umumnya juga terjadi ketika mereka sedang tertidur. Pasalnya, saat tidur penghuni rumah tidak menyadari adanya api dan tidak cukup waktu untuk melarikan diri. 

Sesuai namanya, pendeteksi asap akan berbunyi nyaring ketika pertama ada tanda-tanda asap. Hal ini dapat memberikan waktu tambahan beberapa menit yang bisa sangat penting untuk bisa menyelamatkan diri ketika kebakaran tiba-tiba terjadi. 

 

Baca juga: 5 Praktik Fire and Safety untuk Mengurangi Dampak Kebakaran

 

 

Cara Kerja Pendeteksi Asap

Ada dua jenis alat untuk mendeteksi asap, yaitu yang beroperasi dengan ionisasi dan fotoelektrik. Cara kerja kedua mesin ini berbeda sesuai dengan jenisnya, tetapi keduanya memiliki kemampuan mumpuni untuk mendeteksi dini adanya api jika dipasang dan dirawat dengan baik.

 

 

A. Pendeteksi Asap Ionisasi

Pendeteksi asap jenis ini sangat efektif untuk mendeteksi api besar dan sudah digunakan sejak lama di berbagai gedung. Cara kerjanya hampir mirip dengan sensor alarm pencuri, yaitu menggunakan konsep pemutusan sirkuit.

Pada mesin ini, kabel terulur dari ujung positif dan negatif sebuah baterai pada alat pendeteksi. Kabel tersebut menempel pada elektroda yang terpisah. Elektroda tersebut melengkapi sirkuit, tetapi tidak secara fisik. Sebaliknya, Americium-241 mengubah molekul udara antara elektroda menjadi ion positif dan negatif. Ion bermuatan di antara kedua pelat ini melengkapi sirkuit. 

Ketika muncul api, asap akan memasuki alat pendeteksi melalui lubang atau celah-celah yang ada. Asap tersebut kemudian menempel pada ion positif dan negatif sehingga memutus hubungan sirkuit. Terputusnya sirkuit tersebut kemudian memicu alarm berbunyi. Apabila api sudah padam dan asap sudah tidak ada, celah dalam alat pendeteksi juga kembali bersih, sehingga alarm akan mati dengan sendirinya. 

 

 

B. Pendeteksi Asap Fotoelektrik

Alat yang disebut juga dengan nama optical smoke detector ini mampu mendeteksi kebakaran pada tahap awal sebelum api benar-benar membesar. Pengoperasiannya hampir mirip dengan alarm fotoelektrik untuk jendela atau pintu. 

Pada mesin ini, LED akan memancarkan cahaya lurus yang melintasi ruang di dalam mesin. Sensor fotoelektrik yang terpasang di ujung lainnya mendeteksi cahaya tersebut dan menyampaikan pada sistem bahwa sirkuit telah lengkap.

Ketika asap muncul dan memasuki ruangan dalam mesin deteksi, cahaya yang dipancarkan LED akan terganggu dan teralihkan ke sensor yang berbeda. Saat sensor yang berbeda ini mendeteksi cahaya yang telah teralihkan tersebut, maka alarm akan berbunyi nyaring sebagai tanda bahwa ada asap muncul di dalam rumah. 

 

 

Cara Pemasangan Pendeteksi Asap

Karena fungsi dan cara kerjanya yang berbeda, memasang kedua jenis alat deteksi asap bisa sangat berguna untuk memberikan perlindungan maksimal. Meski demikian, tidak perlu membeli dua sekaligus karena ada beberapa alat deteksi yang sudah menggabungkan cara kerja ionisasi, fotoelektrik, bahkan sekaligus deteksi karbon monoksida.

Saat memilih alat pendeteksi asap, ada baiknya memilih yang saling terhubung dengan alarm lainnya. Pasalnya, kebakaran sering kali tidak terjadi di satu tempat atau ruangan saja dan bisa menyebar ke bagian rumah yang lain. Alarm yang saling terhubung dapat berbunyi secara bersamaan untuk memastikan semua orang yang ada di titik terjauh di dalam bangunan atau rumah mendengar alarm tersebut.

Demi keamanan, Anda harus memasang paling sedikit satu detektor asap di setiap kamar tidur. Pastikan juga untuk memasangnya di luar setiap kamar tidur dan di setiap lantai bangunan atau rumah Anda. Untuk area dapur, letakkan detektor ini sekitar 3 meter dari area memasak untuk meminimalkan alarm palsu.

Selanjutnya, pasang alat tersebut pada langit-langit atau dinding pada bagian atas, tidak lebih dari 30 cm dari langit-langit. Pilih lokasi yang jauh dari jendela, pintu, atau saluran udara. 

Selain itu, pastikan pula untuk tidak memasangnya di dekat kamar mandi, peralatan pemanas, atau kipas angin yang terpasang di langit-langit. Hal ini dapat memicu timbulnya alarm palsu atau terganggunya kinerja alat pendeteksi tersebut. 

 

 

Merawat Alat Pendeteksi Asap

Pekerjaan Anda dalam melindungi keluarga dari kebakaran belum selesai hanya dengan memasang alat pendeteksi ini. Mesin detektor juga memerlukan perawatan rutin untuk memastikan kinerjanya tetap prima. Anda tentu tidak ingin alat ini tidak berfungsi justru di saat-saat terpenting ketika benar-benar dibutuhkan, bukan? Berikut ini beberapa langkah perawatan yang bisa dilakukan.

 

 

  • Satu Bulan Sekali

Lakukan pengujian baterai alarm setiap bulan. Caranya, tekan dan tahan tombol tes selama setidaknya lima detik sampai Anda mendengar bunyi ‘beep’.

 

 

  • Setiap Enam Bulan

Setiap enam bulan sekali, bersihkan detektor dari debu-debu yang menempel. Hal ini akan membersihkan alat dari partikel-partikel yang terkadang bisa memicu munculnya alarm palsu. Selain itu, membersihkan partikel debu juga dapat memastikan asap bisa masuk ke ruang sensor internal dengan lebih mudah ketika terjadi kebakaran.

 

 

  • Setiap Tahun

Lakukan penggantian baterai lead atau alkaline setiap 12 bulan sekali. Hal ini memastikan alarm Anda berfungsi setiap saat dan tidak tiba-tiba mati atau kehabisan baterai tanpa disadari.

 

 

  • Setiap Sepuluh Tahun

Setiap sepuluh tahun sekali, ganti semua alarm asap Anda dengan yang bertenaga lithium 10-tahun. Selain itu, Anda juga perlu membaca kemasan dan label karena beberapa merek tertentu merekomendasikan melakukan penggantian alarm kurang dari sepuluh tahun. 

 

Memasang smoke detector akan menjadi salah satu langkah terpenting dalam melindungi rumah dan keluarga dari bahaya kebakaran. Setelah melakukan pemasangan alat ini, pastikan juga Anda sekeluarga sudah merancang langkah-langkah menyelamatkan diri ketika kebakaran terjadi. Langkah tersebut harus berupa apa yang harus dilakukan dan jalur mana yang harus dilewati untuk menyelamatkan diri.

Perlindungan berupa alat deteksi asap yang disertai dengan pengetahuan tentang langkah-langkah untuk menyelamatkan diri bisa melindungi Anda dan keluarga dari kebakaran yang dapat membahayakan nyawa.

Share On

Related Information