details iamge

Apa Itu Smoke Detector dan Ada Berapa Jenisnya?

Selain fire alarm, smoke detector adalah alat pendeteksi dini kebakaran yang penting untuk terpasang di rumah dan gedung. Belum banyak yang mengetahui tentang eksistensi perangkat yang satu ini. Tidak dapat dimungkiri, selain banyaknya alat pencegah dan pemadam kebakaran, smoke detector alias pendeteksi asap masih tergolong baru dibandingkan dengan alarm kebakaran.

Apa yang dimaksud smoke detector? Sepenting apa fungsinya dalam mencegah kebakaran? Apa saja ragam jenis pendeteksi asap berikut kegunaannya masing-masing? Bagaimana cara alat ini bekerja dalam mengenali kebakaran? Akuratkah hasilnya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu terlintas bagi yang masih asing dengan alat tersebut. Sebab itu, simak artikel hingga akhir untuk menemukan jawabannya!

 

 

 

 

Apa Itu Smoke Detector?

Apa itu smoke detector

Pendeteksi asap merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang muncul dari peristiwa kebakaran. Biasanya, smoke detector dipasang di langit-langit ruangan di mana saat sensor yang terpasang merasakan asap hasil kebakaran, maka otomatis alat akan memberikan tanda peringatan. Sekilas mirip dengan fire alarm, namun suaranya tidak senyaring alat tersebut.


Smoke detector
memiliki efektivitas kinerja dalam ruangan dengan luas maksimal 12 m2. Hal ini wajib diperhatikan agar pendeteksi asap dapat bekerja secara maksimal. Lantas, bagaimana dengan harga dari alat yang satu ini? Harga smoke detector sebenarnya tergantung jenisnya. Namun, untuk kisarannya di pasaran, sekitar 200 ribu – 500 ribu per item.

 

 

Apa Saja Fungsi Smoke Detector?

3 fungsi smoke detector

Secara teknis, fungsi smoke detector yang utama memang mendeteksi asap kebakaran. Namun, apakah sebatas itu? Tentu saja tidak. Sebagaimana alat-alat pencegah dan pemadam kebakaran yang lainnya, pendeteksi asap juga memiliki beberapa peranan krusial. Sehingga, tidak heran jika keberadaannya sangat direkomendasikan. Apa saja sebenarnya fungsi alat berdimensi kecil yang satu ini?

 

1. Untuk Mendeteksi Dini Kebakaran

Mengapa asap kebakaran perlu dideteksi keberadaannya secepat mungkin? Supaya dapat dipadamkan lebih cepat dan juga menghindari kebakaran menyebar tanpa dapat terkendali hingga menimbulkan kerugian yang fatal – baik dari korban jiwa maupun material yang lainnya. Sebab, api kebakaran sangat mudah meluas – khususnya di area yang penuh dengan barang-barang bersifat penghantar panas.

Inilah fungsi dari pendeteksi asap. Sebab, smoke detector melalui sensor yang terpasang akan otomatis mengenali asap yang terbentuk dari percikan api kebakaran. Alat akan bekerja dengan cepat memberikan peringatan, sehingga sumbernya bisa segera dipadamkan menggunakan alat pemadam ringan atau menghubungi pihak damkar. Jadi, kebakaran besar dapat dicegah karena lekas padam.

 

2. Mengurangi Risiko Terpapar Asap Beracun

Kegunaan berikutnya dari smoke detector adalah untuk mencegah korban terpapar asap beracun dalam volume besar. Sebagaimana diketahui asap yang dihasilkan dari peristiwa kebakaran mengandung partikel-partikel seperti: karbon monoksida, nitrogen, arsenik, formaldehida dan yang lainnya. Semuanya merupakan zat-zat yang beracun jika banyak terhirup ke dalam tubuh. Banyak risiko kesehatan yang terjadi.

Mulai dari batuk, sesak napas, hingga kegagalan fungsi jantung bisa terjadi ketika banyak menghirup asap kebakaran. Sebab itu, dengan keberadaan smoke detector, risiko ini dapat dihindari semaksimal mungkin. Bagi individu dengan kondisi kesehatan yang baik saja asap kebakaran dapat memicu dampak fatal, apalagi yang sejak awal memiliki gangguan kesehatan kronis.

 

3. Memberikan Peringatan untuk Evakuasi

Terakhir, fungsi pendeteksi asap adalah untuk memberikan peringatan bagi orang-orang di area kebakaran dan sekitarnya untuk segera melakukan evakuasi mandiri. Kesigapan ini penting dimiliki untuk meminimalisir korban jiwa. Khususnya untuk kebakaran yang langsung terjadi dalam skala api besar. Biasanya pada pemukiman padat penduduk atau area berbahaya seperti laboratorium dan pabrik.

Bukan hanya evakuasi individu, orang-orang juga bisa menyelamatkan barang-barang yang dianggap berharga atau bersifat penting bila memungkinkan. Namun tentu saja, supaya berhasil, kamu perlu mengutamakan ketenangan dalam proses evakuasi mandiri. Selain itu, jika smoke detector terhubung langsung dengan sistem alarm kantor pemadam terdekat, petugas damkar juga dapat segera bergerak membantu.

 

 

Apa Perbedaan Smoke Detector dan Heat Detector?

Perbedaan smoke detector dan heat detector

Selain smoke detector, sebenarnya ada juga heat detector alias pemindai suhu panas. Bentuk fisik keduanya cukup mirip, sehingga seringkali orang salah mengenali pendeteksi asap sebagai pendeteksi panas, begitu pula sebaliknya. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, mulai dari: metode deteksi, jenis kebakaran yang dikenali, hingga lokasi pemasangan. Berikut penjabaran lengkapnya!

 

1. Metode Deteksi yang Digunakan

Kedua alat tersebut sama-sama terpasang sensor untuk mendeteksi dini kebakaran. Namun, perbedaan heat detector dan smoke detector yang pertama adalah partikel yang dapat dideteksi oleh sensornya. Deteksi asap jelas mengenali keberadaan asap atau partikel-partikel yang dihasilkan olehnya seperti karbon monoksida, formal dehida dan sejenisnya. Sedangkan pendeteksi suhu panas? Temperatur sekitarnya.

Jadi, detector-nya akan bereaksi terhadap peningkatan suhu panas yang bersifat drastis di sekitarnya, kemudian membunyikan alarm peringatan. Bagaimana jika sensornya salah mengenali panas matahari yang meningkat secara ekstrem sebagai pertanda kebakaran? Tentu tidak, karena detector dapat membedakan suhu api dengan suhu panas alami dari paparan matahari. Jadi, hasilnya tentu akurat.

 

2. Jenis Kebakaran yang Dideteksi

Perbedaan lainnya dari pendeteksi suhu panas dengan smoke detector adalah jenis kebakaran yang keduanya deteksi. Pendeteksi asap biasanya lebih cepat mengenali sesuatu yang terbakar dan mengeluarkan banyak asap seperti kertas dan kayu (kebakaran kelas A) dibandingkan jenis kebakaran yang lainnya – apalagi minim asap. Jadi, penempatan smoke detector juga perlu disesuaikan.

Kamu sebaiknya menempatkan alat pendeteksi tersebut di area kering yang minim asap atau uap. Sedangkan pendeteksi suhu panas, bisa diandalkan untuk menggantikannya. Sebab, alat tersebut tidak akan berbunyi hanya karena mendeteksi keberadaan asap, melainkan saat temperatur di sekitar mencapai 550 C. Alat ini cepat mendeteksi kebakaran kelas B dan C.

 

3. Lokasi Pemasangan

Perbedaan yang terakhir adalah lokasi di mana smoke detector dengan heat detector dipasang. Pendeteksi asap lebih sesuai dipasang di berbagai ruang tertutup dengan potensi kebakaran tinggi seperti berbagai sudut rumah dengan barang-barang yang mudah terbakar berada. Bisa juga di ruangan atau koridor kantor. Selama luasnya sesuai, yaitu maksimal 12 m2.

Bagaimana dengan pendeteksi suhu panas? Lokasi yang lebih baik adalah tempat-tempat yang mengeluarkan asap atau uap tinggi. Contohnya, pabrik produksi – terutama produk makanan, di mana asap dan uap berada di mana-mana. Heat detector tidak akan berbunyi hanya karena kedua elemen tersebut, namun baru bereaksi saat suhu udara memanas secara drastis.

 

 

Jenis – Jenis Smoke Detector, Ada Apa Saja?

Supaya lebih efektif, kamu juga perlu memahami tentang berbagai jenis smoke detector yang ada. Apa yang membedakan macam-macam pendeteksi asap ini? Material yang digunakan sebagai sensor pendeteksi jawabannya. Zat yang berbeda, otomatis membedakan pula jenis asap yang dideteksi, anggaran yang perlu dikeluarkan, serta fungsi yang bisa ditambahkan pada smoke detector tersebut.

 

1. Ionization Smoke Detector

Ionization smoke detector

Pendeteksi asap ionisasi merupakan alat yang dilengkapi dengan zat radioaktif sebagai sensor. Material yang digunakan adalah Americium-241 yang secara konsisten mengeluarkan partikel alfa. Ketika partikel tersebut menabrak molekul udara, maka akan melepaskan elektron sehingga terbentuk ion positif dan negatif. Kedua ion akan tertarik ke dalam lempengan positif hingga mengalirkan listrik.

Ketika asap terdeteksi oleh sensor, aliran listrik yang terbentuk akan mengalami gangguan sehingga smoke detector membunyikan tanda peringatan. Kelebihan pendeteksi asap ionisasi adalah harganya yang lebih murah dan sangat sensitif terhadap kebakaran yang melibatkan minyak dan plastik – alias cepat terbakar. Alat ini juga wajib diganti materialnya setiap 10 tahun sekali.

 

2. Photoelectric Smoke Detector

Photoelectric smoke detector

Berikutnya, photoelectric smoke detector adalah pendeteksi asap dengan material fotolistrik. Alat ini memakai sinar cahaya sebagai sensor pendeteksi. Di dalam alat tersebut, ada sumber cahaya berupa lampu LED dan sensornya (fotosel). Sensor tersebut akan terus mendapatkan cahaya dari sumbernya sehingga alarm tidak berbunyi selama tidak ada yang menghalangi proses tersebut.

Ketika asap masuk ke alat tersebut, otomatis akan menghalangi proses pencahayaan. Saat inilah alarm peringatan akan berbunyi. Pendeteksi asap ini cenderung sensitif terhadap bahan-bahan yang lambat terbakar seperti kertas dan kayu. Harganya lebih mahal, namun tidak memerlukan perawatan – apalagi penggantian material. Jenis yang satu ini juga jarang memberi peringatan palsu.

 

3. Dual Smoke Detector

Dual smoke detector

Butuh smoke detector yang lebih akurat lagi? Maka kamu bisa memilih pendeteksi asap kombinasi yang menggabungkan bahan radioaktif dengan sensor cahaya. Jadi, alat tersebut akan mengkombinasikan dua metode sekaligus dalam mendeteksi asap di sekitar. Jadi, baik kebakaran akibat bahan yang cepat ataupun lambat terbakar akan terdeteksi secara akurat. Bagus, bukan?

Dari segi harga, tentu dibanderol lebih mahal dari deteksi ionisasi atau
photoelectric. Namun, akurasinya tinggi dan kamu tidak perlu lagi membeli dua jenis smoke detector berbeda untuk satu area. Dari segi durabilitas juga lebih baik, tahan lama karena materialnya juga penggabungan dari dua jenis pendeteksi berbeda. Tidak perlu perawatan juga.

 

4. Intelligent Multi-Criteria Smoke Detector

Intelligent multi criteria smoke detector

Pendeteksi asap multi kriteria karena dapat mendeteksi banyak partikel, tidak hanya asap, tetapi juga suhu panas dan karbon dioksida. Hal ini berkat penggunaan sensor ganda di dalam alat tersebut. Mulai dari pendetektor asap dengan menggabungkan ionisasi dan cahaya, alat ini juga dilengkapi pendeteksi temperatur panas serta partikel CO2 yang beracun.

Tentu smoke detector yang satu ini lebih akurat dan bermanfaat karena tidak hanya mendeteksi kebakaran dengan satu metode saja. Soal responsif juga jauh lebih cepat. Meskipun harganya sangat mahal, namun pendeteksi asap yang satu ini memiliki banyak keunggulan lain. Salah satunya bisa dipantau serta dikendalikan dari jarak jauh alias remote

 

5. Voice Smoke Detector

Voice smoke detector

Terakhir, ada voice smoke detector atau pendeteksi asap suara alias akustik. Banyak yang tidak mengetahui bahwa selain berbau, asap kebakaran juga memiliki suara khusus. Inilah yang dimanfaatkan untuk pengembangkan alat pendeteksi asap dari suara. Ada mikrofon di dalam alat untuk mendeteksi suara-suara di sekitarnya. Alarm akan berbunyi jika ada suara asap.

Pendeteksi asap ini paling mahal dan juga mampu mendeteksi percikan api dari korsleting listrik. Ketahanannya terhadap debu juga lebih baik, meskipun alat pendeteksi masih harus dikembangkan karena menggunakan teknologi artificial (AI) sebagai dukungan. Voice smoke detector sangat cocok dipakai di ruangan dengan ventilasi buruk yang sulit menggunakan smoke detector konvensional.

 

 

Bagaimana Cara Kerja Smoke Detector?

Cara kerja smoke detector

Sekilas, kamu tentu sudah paham dengan cara kerja masing-masing smoke detector yang dibahas di atas. Namun, tentu perlu mengetahui lebih detail tentang bagaimana suatu alat yang sederhana bisa mendeteksi asap penanda kebakaran hingga mengeluarkan alarm peringatan dini, bukan? Di bawah ini merupakan penjabaran lengkap tentang cara kerja smoke detector tersebut.

 

1. Mendeteksi Partikel Asap

Pertama, tentu dengan mendeteksi partikel asap sesuai dengan sensor masing-masing. Maksudnya:

  • Pendeteksi asap ionisasi akan bereaksi ketika asap masuk ke alat di mana aliran listrik yang terbentuk dari partikel radioaktif telah menyala.

  • Pendeteksi asap photoelectric mendeteksi asap yang mengganggu proses pencahayaan dari sumber ke sensor.

  • Pendeteksi asap kombinasi bereaksi saat asap mengganggu aliran listrik dan fotosel sekaligus.

  • Pendeteksi asap multi kriteria bereaksi pada asap, suhu panas, sekaligus karbon dioksida.

  • Pendeteksi suara bereaksi terhadap suara asap yang muncul di sekitarnya.

 

Berbagai macam sensor yang terpasang itu akan menangkap asap yang terdeteksi kemudian memproses pada langkah berikutnya.

 

2. Mengaktifkan Bunyi Alarm

Langkah selanjutnya adalah sensor akan membunyikan alarm peringatan yang cukup nyaring sesuai dengan jangkauan areanya, yaitu maksimal 12 m2. Sebab, di luar jangkauan tersebut, alarm tidak akan terdengar atau suaranya terlalu lirih. Namun, alarm juga dapat dihubungkan dengan kantor damkar terdekat melalui saluran nirkabel sehingga petugas dapat ikut bergerak cepat.

 

3. Memicu Respon yang Tepat

Terakhir, smoke detector dapat mempercepat proses evakuasi individu atau barang secara mandiri maupun kolektif. Jika pendeteksi api terhubung dengan sistem pemadam kebakaran otomatis di suatu bangunan, maka ketika alarm menyala, alat-alat tersebut akan bekerja secara langsung untuk membuat api lebih cepat padam dan tidak menyebar hingga menimbulkan kerusakan yang parah.

 

 

Paham bukan bahwa smoke detector adalah salah satu rangkaian alat pemadam kebakaran yang penting? Meskipun sifatnya lebih cenderung untuk tindakan preventif, tidak dapat dimungkiri perananannya yang krusial dalam peristiwa kebakaran. Sementara untuk alat pemadam ringan dan perlengkapan perlindungan diri, kamu bisa mendapatkannya di Sahabat Utama Suksesindo. Distributor alat pemadam kebakaran yang lengkap, berkualitas, dan bergaransi.

Share On

Related Information