details iamge

Ini Cara Membangun Fire Alarm System yang Benar

Sistem alarm kebakaran atau fire alarm system menjadi aspek penting dalam upaya penanggulangan kebakaran. Sistem ini terdiri dari berbagai perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan. Pemanfaatan alarm ini berguna untuk mendeteksi dan sekaligus memberi peringatan, baik secara audio maupun visual, ketika muncul asap, api, karbon monoksida, atau keadaan darurat sejenis. 

Peringatan berupa suara alarm dapat memberi tahu siapa saja yang ada di lokasi tentang keberadaan bahaya yang mengancam. Desain alarm bisa berupa berbagai bentuk, seperti suara lonceng, terompet, dan semacamnya. Biasanya, suara alarm akan disertai dengan pesan suara evakuasi dan memperingatkan kepada orang-orang di dalam gedung untuk meninggalkan bangunan lewat jalur darurat, bukan via elevator. 

 

Baca juga: Yuk, Cari Tahu Apa itu Fire Hydrant System Secara Detail

 

Kenapa Butuh Fire Alarm System?

Anda mungkin berpikir, kenapa perlu melakukan instalasi sistem alarm kebakaran? Apalagi, ruangan kantor telah dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang seperti alat pemadam kebakaran ringan (APAR), pompa hidran, dan semacamnya. Hal yang perlu Anda ketahui, fungsi utama penggunaan sistem alarm kebakaran adalah perlindungan jiwa serta properti perusahaan. Perlindungan oleh sistem alarm kebakaran dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: 

 

1. Mendeteksi Kebakaran Sejak Dini

Alarm kebakaran akan berbunyi ketika mendeteksi adanya tanda-tanda terjadinya kebakaran. Tanda tersebut bisa berbagai macam, seperti panas, api, atau asap. 

 

2. Memberi Peringatan dan Evakuasi Penghuni Bangunan

Adanya suara dari alarm memberi informasi kepada penghuni bangunan tentang adanya bahaya kebakaran. Selanjutnya, mereka bisa melakukan evakuasi secara teratur sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. 

 

3. Mengaktifkan Fungsi Tambahan

Anda dapat pula menggunakan sistem alarm kebakaran sebagai sarana untuk mengaktifkan fungsi tambahan. Tindakan ini bisa dilakukan dengan pemanfaatan perangkat lunak yang dikontrol secara jarak jauh. 

 

4. Memperingatkan dan Sekaligus Memandu Tugas Pemadam Kebakaran

Pemasangan sistem alarm bisa memberi notifikasi kepada petugas kebakaran untuk segera melakukan tugasnya. Selain itu, petugas dapat dengan lebih cepat menemukan sumber kebakaran berkat alarm tersebut. 

 

 

Jenis & Komponen Penyusun Sistem Alarm Kebakaran

Berkaitan dengan instalasi sistem alarm kebakaran, Anda perlu memahami jenis serta komponen penyusunnya. Di pasaran, Anda bisa menjumpai jenis-jenis fire alarm system sebagai berikut: 

 

Jenis Sistem Alarm Kebakaran

 

1. Sistem Konvensional

Alarm kebakaran dengan sistem konvensional merupakan jenis yang sederhana. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan perubahan thermal atau tegangan yang dideteksi oleh perangkat detektor. Instalasi sistem alarm kebakaran konvensional relatif murah, sehingga cocok kalau Anda punya anggaran terbatas. 

 

2. Sistem Intelligent

Dibandingkan sistem konvensional, alarm kebakaran dengan sistem intelligent punya tingkat akurasi lebih baik. Sistem alarm intelligent menggunakan perubahan thermal atau tegangan secara elektronik. Di lapangan, sistem alarm intelligent terbagi menjadi 2 kategori, yaitu: 

 

A. Semi Addressable

Sistem semi addressable menggunakan perangkat penerima sinyal atau biasa disebut main control fire alarm (MCFA) yang bersifat addressable. Hanya saja, sistem ini memakai detektor yang bekerja secara konvensional dengan keberadaan sebuah modul sebagai penghubung antara keduanya. 

 

B. Full Addressable

Ada pula sistem alarm kebakaran intelligent yang dikenal sebagai full addressable system. MCFA dan detektor yang digunakan pada sistem ini sama-sama bersifat addressable. Oleh karena itu, hasil pembacaan detektor pun akan lebih akurat dibandingkan dengan jenis sistem alarm yang lain. 

 

Komponen Sistem Alarm Kebakaran

Sementara itu, kalau ditilik dari komponen penyusunnya, terdapat beberapa perangkat yang perlu Anda persiapkan, yaitu: 

 

1. Initiating Device (IDC)

IDC merupakan perangkat pertama yang fungsinya untuk mendeteksi tanda-tanda kebakaran. Beberapa jenis perangkat yang termasuk dalam kategori IDC di antaranya adalah beam detector, smoke detector, fixed heat detector, dan semacamnya. 

 

2. Notification Appliances Devices (NAC)

Peralatan ini berguna sebagai sarana untuk menyampaikan peringatan. Jenis perangkat yang termasuk sebagai NAC di antaranya adalah lonceng, lampu, dan sebagainya. 

 

3. Master Control Fire Alarm (MCFA)

Komponen MAFC memiliki peran untuk melakukan pengolahan masukan dari IDC dan selanjutnya menyalurkan informasi yang didapatkan ke NAC. 

 

4. Voice Control System

Perlengkapan voice control system berguna sebagai sarana komunikasi. Keberadaannya memungkinkan operator bisa berkomunikasi dengan baik dengan petugas yang ada di lapangan. 

 

5. Annunciator System

Ada pula komponen yang disebut sebagai annunciator system. Kegunaan perangkat ini adalah penghubung antara operator dan CPU MCFA. 

 

6. Network System

Komponen terakhir adalah network system atau sistem jaringan. Keberadaan jaringan memungkinkan setiap MCFA yang ada dalam sebuah bangunan bisa berkomunikasi satu sama lain. 

 

 

Cara Kerja Fire Alarm System

Cara kerja sebuah sistem alarm kebakaran dimulai dari adanya masukan yang berasal dari IDC. Detektor atau IDC akan mendeteksi ketika terdapat tanda-tanda kebakaran seperti suhu panas, asap, gas, atau api. Selanjutnya, IDC akan mengirimkan sinyal ke MCFA yang akan melakukan verifikasi. Berikutnya, MCFA akan menyalakan alarm. 

Beberapa produk sistem alarm pemadam kebakaran memiliki fungsi tidak cuma menyalakan alarm. Namun, ada pula fitur tambahan seperti menghubungi nomor darurat, memutus sambungan listrik, dan lain sebagainya. Dengan begitu, risiko terjadinya korban jiwa saat terjadi kebakaran dapat ditekan seminimalnya.

Nah, itulah panduan yang bisa Anda manfaatkan ketika ingin melakukan instalasi sistem alarm kebakaran. Semoga bermanfaat.

 

Baca juga: Apa Itu Fire Sprinkler System & Kenapa Anda Wajib Memakainya

Share On