details iamge

Fire Alarm, Alat Penting untuk Mendeteksi Kebakaran

Fire alarm adalah salah satu rangkaian alat pemadam yang tidak asing karena cukup banyak digunakan. Baik indoor ataupun outdoor, alarm kebakaran dapat digunakan – tentu saja menyesuaikan dengan spesifikasi dan area jangkauannya. Alarm ini juga sudah termasuk dalam rangkaian standarisasi keamanan dan pencegahan kebakaran. Tidak hanya gedung, namun juga tata kota.

Namun, meskipun familier, perihal komponen, cara kerja, berikut instalasinya, masih banyak yang awam. Biasanya, hanya diketahui oleh para tenaga profesional. Sebenarnya, bagaimana alat yang tampak kecil itu dapat memberikan tanda peringatan kebakaran? Apa saja fungsi tepatnya dari fire alarm? Bagaimana klasifikasinya? Kenalan lebih dalam dengan alat deteksi kebakaran ini, yuk!

 

 

 

 

Apa yang Dimaksud dengan Fire Alarm?

Fire alarm

Fire alarm tepatnya merupakan alat atau bagian dari sistem yang dibangun dengan tujuan mendeteksi tanda atau gejala kebakaran pada sebuah bangunan dan area. Baik gedung netral, bertingkat, maupun wilayah publik. Jadi, keberadaan alarm kebakaran tersebut akan memudahkan penghuni, tim pengamanan, maupun petugas damkar untuk cepat mengetahui area kebakaran secara spesifik.

Tujuannya? Tentu mencegah kebakaran meluas dan proses evakuasi lebih cepat. Hal tersebut tentu dapat meminimalisir potensi jatuhnya korban jiwa dan kerugian lainnya – contohnya harta benda dan dokumen berharga. Area jangkauan fire alarm sendiri berbeda-beda, tergantung jenis dan ukurannya. Namun untuk ukuran paling kecil, alarm dapat menjangkau area seluas 8 m2.

 

 

Lalu Apa Saja Fungsi Fire Alarm?

Fungsi fire alarm

Secara singkat, kamu tentu sudah memahami fungsi dari sistem alarm kebakaran yang satu ini. Sesuai tujuannya yang disebutkan di atas, mencegah kebakaran dan mempercepat proses evakuasi. Namun untuk lebih dalamnya, kamu dapat menyimak masing-masing poin yang dijabarkan secara rinci di bawah ini supaya lebih memahami betapa penting keberadaan fire alarm:

 

1. Mendeteksi Kebakaran Secara Dini

Tentu saja fungsi utamanya adalah secepat mungkin mendeteksi kebakaran. Hal itu dapat dilakukan melalui sensor asap, api, dan panas yang ada pada fire alarm. Peristiwa kebakaran akan menghasilkan asap beracun dengan volume tinggi, percikan hingga semburan api, dan tentu peningkatan temperatur panas secara drastis. Namun dengan fire alarm, semuanya dapat terdeteksi dengan cepat.

Ketika sensor menangkap aktivitas-aktivitas di atas, alarm akan otomatis membunyikan tanda peringatan yang nyaring. Tindakan pemadaman mandiri menggunakan alat pemadam kebakaran portable atau perlengkapan lain yang ada di sekitar bisa segera dilakukan. Apalagi jika alarm terhubung dengan sistem pemadam gedung atau kantor damkar, kebakaran bisa lebih cepat diatasi sebelum meluas.

 

2. Memberikan Peringatan Kepada Penghuni Bangunan

Sensor yang mendeteksi adanya kebakaran akan secara otomatis menyalakan sirine atau tanda peringatan dengan nyaring. Jadi, fungsi berikutnya fire alarm adalah memberikan peringatan kepada penghuni rumah, bangunan, ataupun orang-orang di area sekitar kebakaran tersebut. Selain untuk segera melakukan tindakan pemadaman mandiri, alarm ini berfungsi juga untuk mengingatkan potensi bahaya kebakaran.

Jadi, jika memang tidak memiliki perlengkapan APAR atau tidak paham cara menggunakannya, mereka yang mendengar sirine tersebut dapat segera melakukan evakuasi diri dan barang-barang yang sekiranya penting dan berharga. Langkah ini penting untuk mempermudah petugas damkar maupun tenaga profesional lainnya dalam meminimalisir potensi jatuhnya korban jiwa dan kesulitan proses evakuasi.

 

 

Apa Saja Jenis – Jenis Alarm Kebakaran atau Fire Alarm?

Jenis fire alarm

Berbicara tentang klasifikasi alarm kebakaran, jika dibagi berdasarkan jenis material sensornya, maka ragamnya yaitu:
 

  • Smoke detector (pendeteksi asap).

  • Heat detector (pendeteksi panas). 

  • Flame detector (pendeteksi percikan api).

  • Gas detector  (pendeteksi gas).

  • Beam detector (pendeteksi campuran asap, panas, dan api). 

 

Namun, untuk klasifikasi berdasarkan pemasangannya, berbeda lagi. Pembagian lengkapnya sebagai berikut:

 

1. Conventional atau Non Addressable System

Sistem konvensional menjadi jenis alarm kebakaran pertama yang perlu diketahui. Ragam alarm yang satu ini dirancang dengan sejumlah zona yang terhubung ke panel kontrol. Setiap  area memiliki sekelompok detector dan perangkat alarm yang terhubung. Saat terdeteksi kebakaran, panel kontrol akan memberikan indikasi lokasi, tetapi tidak memberikan informasi detail koordinat kejadian.

Non addressable system cocok sebagai sistem pemantauan untuk area dengan jangkauan terbatas – khususnya dalam ruangan. Contohnya rumah, gedung perkantoran, area laboratorium dan sejenisnya. Lokasi-lokasi tersebut tidak memerlukan pemantauan dan sistem yang rumit. Meskipun begitu, dengan sistem sederhana yang efektif. Selain itu, skala kebakaran yang diperkirakan tidak memiliki peluang yang parah.

 

2. Semi Addressable System

Klasifikasi berikutnya fire alarm adalah gabungan konvensional dengan addressable menggunakan kontrol modul. Keunggulan dari sistem semi addressable adalah titik kebakaran yang ditunjukkan secara lebih jelas dibandingkan dengan sistem konvensional. Tentu dengan begitu, tindakan dapat lebih cepat diambil karena tidak perlu membuang waktu memastikan sumber utama dari peristiwa kebakaran yang terjadi.

Dari segi instalasi dan biaya, tentu sistem gabungan ini lebih mahal dibandingkan sistem konvensional. Namun, sebagaimana disinggung di atas, akurasi informasi yang diberikan terkait lokasi lebih baik. Perawatannya juga tidak sulit sehingga tidak perlu menyiapkan biaya tambahan. Fleksibilitasnya cukup bagus dengan jangkauan area lebih luas. Cocok dipasang di bangunan bertingkat.

 

3. Full Addressable System

Sistem full addressable dirancang dengan tujuan setiap pendeteksi dan perangkat alarm memiliki alamat yang unik. Sehingga, panel kontrol dapat memberikan informasi lebih terperinci tentang lokasi kebakaran. Melalui alamat unik tersebut, panel mengidentifikasi detector mana yang terpicu dan memberikan informasi akurat pada kantor damkar terdekat. Instalasinya memang rumit sehingga tidak bisa sembarangan. 

Sistem ini tidak hanya menawarkan akurasi lokasi, tetapi juga penyebab alias sumber utama kebakaran. Biayanya tentu lebih mahal karena instalasi lebih rumit. Biasanya, dipasang di area dengan cakupan luas seperti gedung perkantoran, pemukiman padat, atau gudang produksi. Selain luas area, biasanya dipertimbangkan pula dengan tingginya resiko terjadinya kebakaran di sana.

Baca JugaJaga Keselamatan Gedung dengan 9 Alat Pemadam Kebakaran Ini!

 

 

Apa Saja Komponen - Komponen yang Terpasang di Fire Alarm?

Bagaimana alarm kebakaran dapat membunyikan sirine peringatan? Hal itu tidak terlepas dari komponen-komponen yang terpasang pada perangkat tersebut. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya fire alarm memiliki komponen yang cukup komplek agar memastikan alat tersebut dapat berfungsi dengan baik. Ada panel, detector, sistem peringatan dan power supply yang termasuk rangkaian.

 

1. Panel Alarm Kebakaran

Panel fire alarm

Panel alarm kebakaran (fire alarm control panel) merupakan komponen pusat dari alarm kebakaran. Kurang lebih seperti otak yang mengendalikan dan mengkoordinasikan semua komponen lain yang ada dalam sistem. Tepatnya, fungsi panel kontrol pada alarm kebakaran adalah:

  • Menerima sinyal dari rangkaian detector, baik asap, gas, api, maupun panas.
  • Menghidupkan alarm atau sirine peringatan.

  • Menampilkan informasi lokasi kebakaran – akurasinya bergantung pada sistem yang digunakan: konvensional, semi, atau addressable.

  • Mengirimkan sinyal ke kantor damkar (khusus untuk addressable system).

  • Memberikan kontrol penuh terhadap sistem, seperti mematikan atau tetap menyalakan alat.

 

Tanpa panel kontrol – atau jika mengalami kerusakan, alarm tidak akan dapat berfungsi dengan baik.

 

2. Detector 

Detector fire alarm

Komponen selanjutnya fire alarm adalah detector atau pendeteksi. Biasanya terbuat dari material yang berbeda-beda. Hal ini juga menciptakan klasifikasi alarm kebakaran berdasarkan jenis sensornya. Macam-macam detector fire alarm, yaitu: asap, api, gas (karbon dioksida), temperatur panas, dan percikan api. Masing-masing memiliki cara kerja yang berbeda-beda dalam mendeteksi kebakaran dalam sistem.

Contohnya, detektor asap menggunakan photoelectric, ionisasi, gabungan keduanya dan bahkan suara untuk mendeteksi. Api tentu saja dari munculnya percikan di sekitar. Gas berasal dari volume karbon dioksida yang dihasilkan dari reaksi kebakaran. Sedangkan temperatur panas jelas terjadi ketika sesuatu terbakar di sekitar. Para pendeteksi inilah kunci utama alarm kebakaran bekerja.

 

3. Sistem Peringatan

Sistem peringatan fire alarm

Sistem peringatan di sini adalah komponen suara yang dihasilkan untuk memberitahukan kepada masyarakat sekitar tentang terjadinya peristiwa kebakaran di area tersebut. Tujuannya adalah supaya orang-orang sekitar segera menyelamatkan diri (evakuasi mandiri), melakukan upaya pemadaman mandiri dengan peralatan pemadam yang ada – seperti APAR, maupun pemberitahuan kepada petugas damkar di sekitar lokasi.

Suara peringatan yang dikeluarkan bisa berupa sirine nyaring serupa dengan mobil polisi atau ambulans. Sedangkan untuk sistem yang lebih canggih dengan dukungan AI, bisa berbentuk suara yang mengumumkan terjadinya kebakaran dan peringatan untuk segera menyelamatkan diri. Selain bunyi, juga dilengkapi dengan lampu strobo untuk memberikan pemberitahuan pada kelompok tuna rungu.

 

4. Power Supply

Power supply fire alarm

Komponen terakhir adalah power supply alias sumber daya. Fire alarm tidak akan dapat menyala jika tidak ada daya yang mengaliri. Power supply dari alarm kebakaran ada dua jenis, yaitu:

  1. Listrik yang juga digunakan pada rumah, bangunan, atau area terbuka di mana sistem alarm kebakaran tersebut terpasang. Sumber daya satu ini merupakan yang utama dan selalu mengalir 24 jam non stop.

  2. Baterai sebagai sumber daya cadangan. Kapasitasnya harus menyesuaikan dengan kebutuhan daya dari sistem alarm kebakaran agar bisa berfungsi dengan baik. Biasanya digunakan saat sumber daya utama mengalami masalah, baik arus pendek, korsleting, atau bahkan menjadi penyebab utama kebakaran.

 

Bagaimana Cara Kerja Sistem Fire Alarm?

Cara kerja sistem fire alarm

Setelah memahami tentang berbagai komponen dalam alarm kebakaran, berikutnya penting untuk memahami cara kerja sistem tersebut. Bagaimana elemen-elemen itu dapat bekerja sama sehingga mengeluarkan peringatan dan berperan penting dalam proses pemadaman kebakaran maupun evakuasi? Secara teknis, sebenarnya proses alias cara kerja dari sistem alarm kebakaran tersebut cukup sederhana. Seperti apa?

 

1. Deteksi Kebakaran dengan Detektor

Tentu saja yang bekerja pertama kali dan paling keras adalah detector pada sistem alarm kebakaran. Baik pendeteksi tunggal maupun campuran, semua alat tersebut akan memindai sinyal kebakaran dengan baik seperti asap, karbon dioksida (CO2) atau gas, peningkatan suhu panas di sekitar secara drastis, dan munculnya percikan api atau kombinasi semuanya.

Setelah detector menangkap sinyal kebakaran, komponen itu akan mengirimkan perintah pada panel kontrol untuk kemudian memberikan instruksi ke langkah berikutnya. Masing-masing detector mempunyai kepekaan berbeda sehingga kecocokan untuk area penggunaan juga tidak sama. Sebab itu, penting untuk memastikan kompatibilitas detector komponen dengan area pemasangan. Lebih baik lagi memakai multi detector.

 

2. Aktivasi Sistem Peringatan Suara atau Visual

Begitu sinyal kebakaran dari pendeteksi sudah dikirim ke panel kontrol, komponen itulah yang kemudian menyalakan sistem peringatan baik berupa suara (sirine atau suara) maupun visual (lampu strobo). Supaya masyarakat sekitar maupun petugas mengetahui jika terjadi kebakaran dan dapat mengambil tindakan tanggap lebih lanjut. Jangkauan sistem peringatan minimal adalah 8 m2.

 

 

Kamu juga dapat mengambil tindakan cepat dengan memadamkan sumber kebakaran memakai APAR CO2 atau ABC dari distributor alat pemadam kebakaran seperti Sahabat Utama Suksesindo ketika mendengar atau melihat sistem peringatan menyala. Khususnya untuk kebakaran dengan skala kecil – menengah yang masih dapat dipadamkan dengan mudah. Selain menghindari kebakaran meluas, tentu juga membantu meminimalisir berbagai dampak yang merugikan.

Lihat Produk: Fire Extinguisher CO2

Share On

Related Information