Pada setiap musibah kebakaran pasti terdapat beberapa penyebab. Mulai dari kontak benda dengan api, kebocoran gas, hubungan arus pendek listrik, hingga pembakaran yang disengaja. Dari penyebab ini, NFPA membuat daftar klasifikasi kebakaran sekaligus cara penanganannya.
NFPA atau “National Fire Protection Association” merupakan organisasi internasional nirlaba yang didirikan dengan tujuan, mengurangi angka kematian, korban jiwa, kerusakan properti, serta kerugian ekonomi akibat musibah kebakaran baik yang disengaja ataupun tidak.
Per tahun 2018, NFPA tercatat memiliki 50.000 anggota dan 9.000 relawan yang bekerja sama dengan organisasi. NFPA sendiri termasuk salah satu organisasi tertua di dunia dan telah didirikan sejak 1896 atau 124 tahun yang lalu. Dalam praktiknya, NFPA telah berkontribusi besar dalam sistem penanggulangan kebakaran di seluruh dunia.
NFPA bahkan berhasil mengklasifikasikan kebakaran ke dalam beberapa poin, lengkap dengan ulasan tentang penyebab serta penanganan kebakaran yang sesuai. Klasifikasi ini disusun sedemikian rupa dengan melibatkan ahli dan tenaga profesional dari seluruh dunia.
Saat ini, klasifikasi dan pedoman musibah kebakaran milik NFPA banyak digunakan oleh negara-negara di Eropa dan Amerika. Di Indonesia, klasifikasi NFPA juga didaptasi dalam beberapa peraturan pemerintah tentang penanganan kebakaran. Setidaknya ada 6 jenis klasifikasi kebakaran menurut organisasi asal Amerika tersebut.
Baca juga: Kode Standar NFPA Terbaru? Yuk, Simak Ulasan Menarik Ini!
Kelas A digunakan untuk menyebut musibah kebakaran akibat terbakarnya benda padat nonlogam (contoh: kain, kayu, kertas, kardus, karet, dsb). Untuk menangani kebakaran kelas A, Anda bisa menggunakan alat pemadam api (APAR) jenis foam. APAR ini diketahui dapat menutup akses oksigen ke sumber api.
Seperti yang kita tahu, oksigen dapat memperbesar api dan membuat penyebaran semakin cepat. Apabila tidak memiliki alat pemadam api yang layak, gunakan cara tradisional yaitu pemadaman dengan kain basah, lumpur, atau pasir untuk meminimalisasi risiko kebakaran.
Kebakaran kelas B biasanya disebabkan oleh benda cair atau gas seperti minyak tanah, bensin, dan kebocoran LPG. Untuk memadamkan kebakaran kelas B, Anda membutuhkan alat pemadam api jenis foam, air, atau powder. Untuk skala lebih besar, gunakan sprinkler.
Sprinkler merupakan sistem pemadaman berupa pancaran air yang disemprotkan ke segala penjuru dari atap. Alat ini biasanya terintegrasi dengan heat atau smoke detector. Jadi begitu sistem mendeteksi adanya kebakaran dari suhu dan asap, sprinkler akan menyala secara otomatis.
Pada kelas C, kebakaran biasanya disebabkan oleh permasalahan arus listrik seperti konsleting atau arus pendek. Pada kebakaran kelas ini, pemadaman menggunakan air dinilai tidak efektif karena air memiliki sifat penghantar listrik. Alih-alih padam, api justru akan menyebar cepat ketika sumber kebakaran disiram air.
APAR yang tepat untuk mengatasi masalah kebakaran kelas C adalah jenis gas CO2 atau chemical powder. Untuk media alternatifnya, Anda bisa menggunakan pasir. Pada skala yang lebih besar, bantuan dari tim petugas pemadam kebakaran sangat diperlukan agar musibah bisa ditangani secara profesional.
Apabila kelas A disebabkan oleh benda padat nonlogam, pada kelas D kebakaran biasanya disebabkan oleh benda-benda logam seperti potassium, titanium, dan lain sebagainya. Karena logam cenderung sensitif dengan air, gunakan APAR jenis chemical powder untuk mencegah api menyebar. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan pasir kering untuk melakukan pemadaman.
Penyebab kebakaran pada kelas K diklasifikasikan sebagai penyebab khusus. Biasanya kebakaran kelas K disebabkan oleh konsentrasi lemak tinggi yang bersinggungan dengan api. Inilah mengapa kebanyakan musibah kebakaran kelas K dimulai dari dapur. Karena khusus, tentu dibutuhkan penanganan yang cukup istimewa.
Untuk tindakan preventif, Anda bisa memasang sistem pemadaman sprinkle yang terintegrasi dengan detektor api dan alarm kebakaran. Jika kebakaran berkonsentrasi di satu tempat, gunakan APAR foam atau air untuk memastikan api tidak menyebar ke bagian lain.
Kelas E biasanya digunakan untuk menyebut kebakaran yang disebabkan oleh peralatan elektronik terutama yang menggunakan dinamo. Untuk mengatasi kebakaran ini secara efisien agar tidak menyebar atau bahkan membesar, gunakan APAR dengan media dry powder.
Meskipun cukup efektif, dry powder bisa menimbulkan kerusakan pada komponen. Mengingat pencegahan risiko yang lebih besar harus dilakukan, kehilangan satu dua mesin akibat rusak cukup sepadan dibanding kehilangan semua properti akibat kebakaran yang tidak bisa dicegah sejak dini.
Pada dasarnya, kebakaran bisa terjadi kapan saja dan disebabkan oleh banyak faktor. Inilah mengapa menyiapkan alat pemadam api memadai dan sistem pemadam kebakaran mumpuni sangatlah penting, Apalagi jika sehari-hari kita berinteraksi dengan benda-benda berisiko tinggi.
Tapi sebelumnya, pastikan APAR dan sistem anti kebakaran yang digunakan sesuai dengan lingkungan. Jika setiap hari kita bekerja menggunakan mesin-mesin atau listrik, menggunakan APAR jenis powder bisa menjadi pilihan bijak dalam mengantisipasi musibah kebakaran tidak terduga.
Jadi, sudah tahu klasifikasi kebakaran menurut NFPA? Semoga bermanfaat.
Baca juga: Cegah Kebakaran dengan Ketahui Teori Segitiga Api
Share On