Bagaimana cara mencegah kebakaran rumah? Kebakaran tidak tergolong sebagai bencana alam, sehingga masih dapat dicegah atau diminimalisir kemungkinan terjadinya. Bahkan untuk kebakaran hutan yang melibatkan alam, ada berbagai penyebab yang dapat dihindari agar tidak sampai hal tersebut terjadi. Apalagi dengan kebakaran di area rumah, semestinya lebih banyak cara untuk mengantisipasi.
Sebab, 80% alasan terjadinya kebakaran di rumah adalah kelalaian manusia sebagai penghuninya. 20% merupakan faktor-faktor tidak terduga, namun tetap dapat dicegah. Tempat tinggal memang termasuk area yang rentan karena memiliki banyak penyebab kebakaran rumah mulai dari instalasi listrik, penggunaan tabung gas, asal menyalakan lilin, membuang puntung rokok, dan banyak lagi.
Karena banyaknya faktor pemicu itulah, semestinya individu yang menetap di rumah memiliki cukup pengetahuan tentang langkah pencegahan kebakaran. Mempertimbangkan jika kebakaran dapat mengakibatkan kerugian materiil dan immateriil yang cukup serius, tentu lebih baik menyiapkan langkah preventif agar tidak sampai kebakaran, bukan? Beberapa langkah pencegahan berikut dapat coba segera kamu praktekkan:
Langkah pertama adalah dengan memastikan dapur selalu termonitor dengan baik. Khususnya ketika sedang memasak menggunakan kompor dan memakai perangkat memasak elektronik seperti magic com, blender, dan sejenisnya. Mengapa demikian? Tentu karena dapur menjadi salah satu titik potensial tertinggi terjadinya kebakaran. Sebab, di sana ada tabung gas dan perangkat elektronik sekaligus.
Tabung gas memiliki potensi kebocoran, mengeluarkan percikan api, hingga meledak sehingga berakhir jadi kebakaran. Kebakaran akibat tabung gas sendiri masuk klasifikasi kelas B. Sementara perangkat elektronik? Benda-benda tersebut berpotensi mengalami konslet listrik yang dapat menimbulkan percikan api. Jika terkena semburan gas bocor, area sekitar akan langsung terbakar tidak dapat terkendali.
Selanjutnya, jangan menggunakan daya di luar kapasitas, baik untuk sekring utama atau perangkat tambahan menggunakan stop kontak dan kabel roll. Contohnya, untuk rumah dengan kapasitas daya 1300 kWh, jangan sampai pemakaian alat-alat elektroniknya melebihi. Awalnya akan mengalami penurunan daya sehingga sering padam. Lama-lama terjadi arus pendek hingga akhirnya menyebabkan kebakaran.
Begitupun ketika kamu menggunakan stop kontak atau kabel roll untuk mendistribusikan listrik ke perangkat-perangkat elektronik. Bedanya, jika kelebihan beban akibat perangkat elektronik yang terhubung terlalu banyak di saat bersamaan, stop kontak atau kabel roll akan mengalami kenaikan suhu drastis. Peningkatan temperatur itulah yang memicu arus pendek, korsleting, kemudian berujung kebakaran.
Baca Juga: Tidak Semua APAR Bisa Dipakai! Ini APAR untuk Kebakaran Listrik
Cara mencegah kebakaran rumah yang mudah tapi sering diabaikan. Rokok acap kali dianggap sepele, terutama bekas puntungnya, sehingga dibuang sembarangan. Dianggap percikan api yang tersisa tidak akan bisa menyebabkan kebakaran. Padahal, jika di dekatnya ada benda-benda mudah terbakar seperti kayu, plastik, kertas, dan kabel elektronik, kebakaran akan dengan cepat tersulut.
Bukan hanya percikan apinya saja, tetapi asap dari rokok dapat meningkatkan temperatur udara di sekitarnya. Jika di dekatnya ada barang-barang yang bersifat konduktor, api bisa muncul dengan sendirinya. Jadi, usahakan untuk merokok di area terbuka dan jauh dari jangkauan benda-benda lain. Sebelum membuang puntungnya juga, pastikan rokok sudah mati sepenuhnya.
Faktor yang satu ini juga sering dianggap sepele karena banyak yang beranggapan anak-anak tidak akan bisa menyebabkan kebakaran terjadi. Padahal, ketika anak dekat dengan benda yang rentan terbakar, semua kemungkinan terbuka lebar. Contohnya, kompor gas yang mudah dinyalakan. Apalagi jika anak terbiasa memperhatikan aktivitas orang dewasa ketika memasak di dapur.
Kompor bisa meledak jika terjadi kebocoran gas atau anak menuangkan maupun melemparkan benda-benda yang gampang terbakar di atasnya. Sudah pasti tindakan itu akan mengakibatkan kebakaran serius. Begitu pula saat bermain dengan kembang api. Jika tidak hati-hati atau membiarkan bermain di dalam rumah, perangkat elektronik dapat tersambar percikan api hingga terbakar.
Jika bepergian dalam waktu cukup lama (lebih dari 2 hari), pastikan untuk mencabut semua perangkat elektronik dari stop kontak. Pertama, untuk mencegah konsumsi daya berlebih karena khawatir tidak sengaja meninggalkan peralatan elektronik tersebut dalam kondisi menyala. Alasan lainnya tentu saja untuk menghindari korsleting listrik terjadi akibat hubungan arus pendek perangkat.
Hal ini bisa terjadi akibat gangguan tiba-tiba daya listrik, misalnya pemadaman bergilir di mana saat daya kembali dinyalakan, rupanya tidak kuat mendistribusikan ke perangkat-perangkat tersebut. Akhirnya terjadi arus pendek yang bisa merusak perangkat atau justru menimbulkan percikan api kebakaran. Bila perlu, untuk bepergian dalam waktu lama, sebaiknya mematikan saklar utama.
Daripada mencari cara menghadapi kebakaran, masih banyak tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya agar tidak terjadi. Langkah preventif selanjutnya adalah dengan menghindari membakar sampah di dekat rumah. Sebenarnya, hal ini juga sudah ditindak tegas sebagai peraturan resmi di beberapa daerah. Banyak wilayah yang melarang warganya melakukan pembakaran sampah secara mandiri.
Warga dihimbau mengumpulkan sampah yang kemudian dikutip petugas kebersihan – dan dikenakan biaya iuran untuk membayar jasa tersebut. Kemudian, sampah akan dibakar atau didaur ulang di TPA. Alasan peraturan itu utamanya untuk mencegah polusi udara, selain itu juga mencegah api dari pembakaran tersebut merembet ke arah rumah dan justru mengakibatkan kebakaran.
Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala pada instalasi listrik dan perangkat elektronik di rumah. Ini merupakan cara mencegah kebakaran rumah yang sangat efektif guna menghindari kebakaran kelas C yang diakibatkan oleh jaringan kelistrikan. Kamu wajib memeriksa sekring, stop kontak, dan peralatan elektronik yang mengkonsumsi daya besar.
Pastikan semua instalasi kelistrikan tersebut menggunakan produk-produk berlabel SNI sehingga terjamin sesuai standar terkait kualitas dan durabilitasnya. Pemeriksaan rutin guna memastikan tidak ada kabel yang terputus, body yang aus atau longgar dan anomali pada pendistribusian listrik yang memicu kebakaran. Lakukan inspeksi tersebut secara rutin dan menyeluruh minimal 1 bulan sekali.
Smoke detector juga bisa menjadi metode pencegahan yang efektif. Item yang ringan dan bisa dipasang di mana saja di rumah ini akan membantu mendeteksi secepat mungkin tanda-tanda terjadinya kebakaran melalui sensor asap. Bagaimanapun, asap merupakan salah satu tanda utama kebakaran. Asap bisa muncul dari kebocoran gas maupun sesuatu yang terbakar.
Ketika asap mulai muncul, sensor pendeteksi alat akan menangkapnya dan menjalankan sistem secara otomatis. Alat ini kemudian akan memberikan sinyal peringatan audio visual kepada orang-orang di sekitar untuk segera memadamkan sumber api atau melakukan evakuasi mandiri. Peringatan yang diberikan bisa bunyi yang kencang dan sinar lampu strobo untuk tuna rungu.
Selalu menyiapkan alat pemadam kebakaran di rumah menjadi keharusan jika tidak ingin kebakaran berdampak fatal. Ada banyak item pemadam ringan yang dapat kamu sediakan di rumah, seperti:
Kamu bisa mendapatkan item-item tersebut dengan standar SNI serta bergaransi dari Sahabat Utama Suksesindo yang merupakan distributor alat pemadaman kebakaran yang tepercaya dan berpengalaman. Masih banyak alat pemadam lain yang bisa didapatkan di sana.
Dengan menyediakan alat-alat tersebut, kamu dapat langsung melakukan pemadaman sumber api dengan skala kecil – sedang. Lagipula, penggunaannya juga mudah, tidak perlu tenaga profesional yang melakukannya.
Jika tidak berhasil mencegah melalui langkah-langkah di atas sehingga kebakaran tetap terjadi, maka apa yang harus dilakukan? Lebih dari segalanya, kamu harus tetap tenang dalam situasi mendesak itu. Meskipun situasinya mendesak, namun jika melakukan sesuatu dalam kondisi panik, situasi bisa semakin kacau. Setelahnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
Langkah pertama, segera berikan informasi kepada orang-orang di dalam rumah atau di sekitar tentang kebakaran yang terjadi. Beri arahan kepada mereka untuk tetap tenang dan mencari lokasi yang aman jika tidak memungkinkan untuk melakukan upaya pemadaman sendiri. Sebelumnya, identifikasi terlebih dahulu titik utama kebakaran untuk mencari jalur evakuasi yang terbaik.
Lebih baik lagi jika di sekitar terdapat alarm kebakaran. Kamu harus menghampiri alat tersebut dan memencet tombol peringatannya. Meskipun fire alarm biasanya memiliki sensor deteksi otomatis terhadap asap, temperatur udara, dan percikan api, namun kadang kecepatannya kalah sehingga terlambat membunyikan alarm peringatan. Jika demikian, tinggal memencet peringatan manual untuk memberikan.
Sebagaimana telah disinggung di atas, jika memiliki dan tahu cara menggunakan APAR, tidak ada salahnya untuk mencoba memadamkan api terlebih dahulu. Jangan lupa menggunakan APD untuk melindungi diri seandainya percobaan pemadaman mandiri itu gagal. Pastikan juga menggunakan jenis fire extinguisher yang tepat untuk memadamkan api sesuai sumber berdasarkan klasifikasi materialnya.
Lihat Produk: Fire Extinguishers
Langkah berikutnya tentu saja yang tidak termasuk cara mencegah kebakaran rumah, melainkan menanganinya. Tidak lain dengan menghubungi nomor siaga damkar 113 di mana kamu akan langsung disambungkan ke kantor cabang terdekat supaya mendapatkan penanganan lebih cepat. Langkah ini baru ditempuh jika kamu tidak bisa atau takut memadamkan api secara mandiri.
Evaluasi diri maksudnya adalah perenungan bagaimana kebakaran dapat terjadi. Tentu baru bisa dilakukan setelah proses pemadaman kebakaran rampung dengan baik. Kamu harus merenungkan penyebab dari kebakaran tersebut, apakah kelalaian sebagai pemilik rumah atau memang kesialan semata. Dengarkan hasil pemeriksaan tim di lokasi kebakaran terkait pemicu utama dari terjadinya kebakaran tersebut.
Setelah itu, baru kamu bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada sehingga kebakaran tidak terulang kembali di masa depan. Contohnya, jika masalahnya ada kebocoran gas, maka kamu perlu memastikan berulang kondisi tabung gas, regulator, maupun elemen lainnya. Begitu pula untuk pemicu-pemicu yang lain sebagai bahan untuk melakukan introspeksi dan segera melakukan perbaikan.
Terakhir, jangan mencoba kembali ke rumah yang terbakar. Baik saat api masih berkobar maupun ketika tinggal puing-puing bangunan dan abu. Setidaknya setelah dilakukan pemeriksaan di lokasi secara menyeluruh. Sebab, api memiliki kemungkinan menyala kembali akibat cuaca terik dan udara di sekitar lokasi kebakaran masih cukup beracun. Kamu tidak menginginkannya, bukan?
Kesimpulannya, tidak cukup hanya dengan mengetahui dan mempraktekkan cara mencegah kebakaran rumah, tetapi butuh langkah lainnya, yaitu mengatasi jika hal tersebut terlanjur terjadi. Meskipun demikian, baik ketika mencegah maupun menangani, pemilik rumah wajib mempertahankan ketenangan agar upaya-upaya tersebut menunjukkan hasil yang maksimal. Yuk, jaga rumah sebaik mungkin dari potensi kebakaran!
Share On