Selama ini, banyak orang mengandalkan air untuk memadamkan kebakaran. Padahal, tidak semua api bisa dipadamkan hanya dengan menyiramkan air. Contohnya, kebakaran yang disebabkan oleh bahan cair mudah terbakar, sebaiknya menggunakan APAR foam.
Beberapa bahan cair yang kerap menyebabkan kebakaran, antara lain alkohol, bensin, solar, dan cat. Anda juga mesti berhati-hati jika menggunakan metanol dan solvent karena bisa menjadi pemicu kebakaran kelas B.
Lalu, apakah APAR jenis foam efektif untuk mengatasi kebakaran kelas B? Bagaimana APAR ini bisa mematikan api secara cepat? Yuk, baca terus untuk mengetahui ulasan selengkapnya!
APAR jenis foam merupakan alat pemadam api yang menggunakan media berbentuk busa. Media ini keluar dari tabung pemadam api dengan dorongan karbondioksida. Kemudian, media menyelimuti titik api hingga padam.
Salah satu subjenis dari APAR ini adalah foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) berbasis air dan surfaktan. Sementara surfaktan yang digunakan berbasis hidrokarbon, misalnya fluoro surfactant dan sulfat sodium alkyl. Campuran tersebut mampu menyebar di permukaan yang mengandung hidrokarbon.
Selain foam AFFF, ada pula alcohol resistant aqueous film forming foams (AR AFFF). APAR busa ini memiliki daya tahan tinggi terhadap reaksi alkohol. Di samping itu, AR AFFF mampu mengeluarkan lapisan pelindung saat digunakan.
Baca juga: Alat Pemadam Api Halon Paling Efektif, Ini Alasannya!
APAR foam bekerja dengan mengepung atau mengisolasi sumber kebakaran. Ketika foam disemprotkan ke sumber tersebut, oksigen tidak bisa kontak dengan unsur pembentuk api. Pasalnya, foam membentuk lapisan pelindung yang mendinginkan sumber api. Dengan demikian, api tidak dapat meletup maupun berkobar lagi.
Sementara itu, busa yang digunakan sebagai media ada dua, yaitu jenis A dan B. Masing-masing busa memiliki sistem kerja. Busa A bekerja dengan menghindarkan air dari surface tension. Busa jenis A juga membentuk saturasi bahan bakar untuk mencegah kebakaran. Karena kemampuan tersebut, busa A kerap digunakan untuk mengatasi kebakaran di hutan.
Selain busa A, ada foam jenis B yang terdiri dari dua jenis, yakni sintetik dan AFFF. Busa sintetik mampu bekerja cepat dalam memadamkan api. Sementara busa AFFF mematikan api dengan membuat lapisan yang menutup sumbernya.
Dibandingkan dengan APAR lain, jenis ini bekerja lebih cepat dalam mematikan api. Pasalnya, setelah disemprotkan, api tidak memiliki celah untuk menyala lagi. Selain itu, APAR media foam juga bersifat ringan sehingga mencegah api meluas ke area lain.
Kelebihan lainnya, APAR busa tidak meninggalkan bekas ataupun residu usai api padam. Dengan demikian, area yang terbakar tetap bersih.
Kerennya, APAR busa tidak menimbulkan efek samping apapun saat kontak dengan kulit manusia, hewan, maupun tumbuhan. Di samping itu, APAR busa tergolong praktis dan mudah dibawa ke mana pun.
Namun, APAR busa tidak dapat digunakan untuk memadamkan api akibat korsleting listrik. Pasalnya, kandungan air dalam APAR bisa menjadi konduktor listrik. Jika dipaksa kontak dengan perangkat elektrik, risikonya rusak permanen.
Jadi, agar aman dalam menggunakan APAR busa, Anda harus membaca petunjuk pemakaian secara detail. Mulai dari petunjuk membuka kunci APAR, mengarahkan ke sumber kebakaran, hingga menekan pemicu untuk menyemprotkan busa ke titik api.
Itulah pembahasan singkat seputar APAR foam yang mudah digunakan, aman, serta efektif memadamkan api. Keselamatan jiwa lebih utama daripada harta; pastikan APAR tersedia di sekitar Anda untuk mengantisipasi kebakaran yang bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Ingin Mudah Atasi Kebakaran? Pakai Pemadam Api Thermatic!
Share On